Sabtu, 25 Juni 2016

Indikator Asam Basa

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
CYNTHIA
FELICIA AGNES
TIA RAHELSA
WIDYAWATI

XI IPA





PRAKTEK :
·      INDIKATOR ASAM BASA
·      pH LARUTAN ELEKTROLIT
Indikator Asam Basa
A.    Tujuan
Menguji keasaman dan kebasaan larutan dengan menggunakan indikator.

B.     Teori
Senyawa asam basa merupakan salah satu kelompok elektrolit yang berperan dalam reaksi kimia.
Antonie Laurent Lavoiser menerangkan bahwa semua asam mengandung oksigen. Kemudian pada tahun 1884, S.A Arrehenius mengemukakan teori ion dan memberikan definisi asam basa sebagai berikut.
 Asam : zat yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+ )
Basa : zat yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH- )
Teori ini disempurnakan oleh Broensted-Lowry karena menganggap teori Arrhenius hanya berlaku pada air, maka Broensted-Lowry memberikan definisi : Asam : suatu zat yang memberikan proton hydrogen (H+ ) pada zat lain.
Basa : suatu zat yang menerima proton dari asam.
Teori ini juga kurang sempurna karena hanya berbicara soal pertukaran proton. G.N Lewis melanjutkan konsep asam-basa.
Asam : suatu zat yang dapat menerima sepasang elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
 Basa : suatu zat yang dapat memberikan sepasang elektron pada pembentukan sebuah ikatan kovalen.

Indikator adalah suatu senyawa organik yang bersifat asam atau basa.
4 contoh yang dapat dijadikan indikator, antara lain :
-          Indikator alami, terbuat dari bahan-bahan alami
-          Kertas Lakmus Merah dan Biru, hanya dapat membedakan larutan asam atau basa tetapi tidak mengetahui pH/pOH
-          Indikator Universal, dalam  bentuk kertas atau cairan dan dapat mengetahui pH dari suatu larutan
-          pH meter, alat yang mempunyai elektrode yang jika dicelupkan kedalam larutan dapat mengukur ion hidrogen.
C.    Eksperimen
-          Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
Jumlah
Volume
Tabung reaksi
4

Pelat tetes
1

Kertas lakmus merah/biru
8

Rak tabung reaksi
1

Lumpang/alu
1/1

Pipet tetes
3

Mahkota bunga Mawar Merah
2

Mahkota bunga Kamboja Kuning
2

Mahkota bunga Bougenvile
2

Air suling

5 cm3
Air Jeruk nipis

5 cm3
Larutan gula

5 cm3
Air sabun

5 cm3


-          Cara kerja
1.      Sobeklah masing - masing kertas lakmus merah dan biru sepanjang 1 cm dan masukkan ke dalam tabung reaksi atau satu lekukan pelat tetes,lalu teteskan larutan gula. Amati dan lihatlah terjadi perubahan warna pada kertas lakmus atau tidak. Dengan cara yang sama, ujilah larutan sabun dan air jeruk nipis.
2.      Uji larutan berikut ini dengan cara yang sama seperti nomor 1.
Apakah larutan itu bersifat asam (seperti jeruk nipis), basa (seperti kapur), atau netral (seperti air suling)
3.      Giling mahkota bunga yang berwarna merah dengan sedikit air dalam lumping. Tempatkan sedikit air bunga itu (1 cm3) dalam tabung reaksi dan tambahkan sedikit air jeruk nipis. Amati dan catat apa yang terjadi. Dengan cara yang sama, uji air kapur dengan air bunga mawar merah. Lakukan percobaan ini dengan mahkota bunga berwarna kuning dan merah jambu.

-          Hasil Pengamatan
1.      Pengujian dan Pengelompokkan Larutan
No
Bahan larutan
Perubahan Warna
Larutan Bersifat
Kertas lakmus merah
Kertas lakmus biru
Asam
Basa
Netral
1.
Larutan Gula
Merah
Biru


Netral
2.
Air jeruk
Merah
Merah
Asam


3.
Air sabun
Biru
Biru

Basa

4.
HCl
            Merah
Merah
Asam

5.
H2SO4
Merah
Merah
Asam

6.
H2O
Merah
Biru

Netral
7.
Ba(OH)2
Biru
Biru

Basa

8.
NH4OH
Biru
Biru

Basa

9.
NaOH
Biru
Biru

Basa


2.      Pengujian dengan Ekstrak Mahkota Bunga
No.
Nama Bunga/Bahan Alami yang Diuji
Warna Ekstrak Mahkota Bunga/Bahan Alami
Warna Ekstrak Mahkota
Setelah Ditambah
Air Jeruk Nipis
Air Kapur
1.       
Mawar
Merah Muda
Merah Muda
Hijau
2.       
Kamboja
Kuning
kuning
Kuning
3.       
Bougenvile
Pink
Pink
kuning


D.    Pembahasan
PADA PERCOBAAN PERTAMA
1.      Gula termasuk larutan netral karena ketika kertas lakmus dicelupkan tidak ada perubahan warna kertas lakmus.
2.      Air Jeruk Nipis termasuk larutan asam karena ketika kertas lakmus biru dicelupkan berubah warna menjadi merah.
3.      Air Sabun termasuk larutan basa karena ketika kertas lakmus merah dicelupkan berubah warna menjadi biru
PADA PERCOBAAN KEDUA
Mahkota bunga dapat sebagai indikator alami karena mengalami perubahan warna pada larutan asam/basa. Namun ke akurat an nya tidak se akurat kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter.


E.     Kesimpulan
1.      Larutan yang bersifat asam akan merubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah.
Larutan yang bersifat basa akan merubah kertas lakmus merah menjadi berwarna biru
2.      Larutan yang bersifat asam : Air jeruk, HCl, H2SO4
Larutan yang bersifat basa : Air Sabun, NH4OH, NaOH,Ba(OH)2
Larutan yang bersifat netral : H2O, Larutan Gula
3.      Berbagai bunga yang dapat dijadikan indikator alami antara lain : Mawar, Kamboja kuning, Bougenvile.





































pH Larutan Elektrolit

A.     Tujuan
Memperkirakan pH larutan dengan beberapa indikator

B.      Teori
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda.
pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Selain menggunakan kertas lakmus, indicator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan.
Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi.
Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari negative logaritma, dan "H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen.
Definisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hidrogen.
 pH adalah singkatan dari power of Hydrogen.
pH = -log[H+]

C.      Eksperimen
- Alat dan Bahan

Alat dan Bahan
Ukuran/Satuan
Jumlah/Volume
Tabung reaksi/rak
Pipet tetes
Larutan elektrolit A,B,C,D
Kertas lakmus merah/biru
Metil jingga
Metil merah
Fenoltalein
Bromtimol biru
        Biasa
            -
            -
            -
            -
            -
            -
            -
16/1
4
20 cm3
5/5 helai


-          Cara Kerja
1.      Teteskan  setetes elektrolit A pada:
a.      Sepotong kertas lakmus merah
b.      Sepotong kertas lakmus biru
2.      Tuangkan 3 cm3 larutan elektrolit A ke dalam masing masing tabung reaksi dan tambahkan 3 tetes larutan indikator pada setiap tabung yaitu:
a.      Metil jingga pada tabung 1,              c.   bromtimol biru pada tabung 3,
b.       Metil merah pada tabung 2,            d.   fenolftalein pada tabung 4
Catat pengamatan Anda dan perkirakan pH larutan A.
3.      Lakukan pemeriksaan yang sama terhadap larutan larutan elektrolit B,C,D.

- Hasil  Pengamatan
1.
No     Larutan
    Lakmus Merah       Lakmus Biru

Kesimpulan pH
Warna Indikator
Warna Indikator

1.

2.

3.

4.
  
     A

     B

     C

     D
        
Merah

Biru

Merah

Merah
          

 Merah
           
Biru

Merah
           
Biru


         Asam

         Basa

         Asam

         Netral

2.     
No.
Larutan
Metil Jingga
Metil Merah
Bromtimol Biru
Fenolftalein
Harga pH Perkiraan
1.
A
Warna Indikator
Merah
Merah
Kuning
Tidak berwarna

3 <pH> 6,7


Kesimpulan pH
3
4,4
6,7
8
2.
B
Warna Indikator
Kuning 
Kuning
Biru
Merah

4 <pH >7,6


Kesimpulan pH
4
6,6
7,6
10
3.
C
Warna Indikator
Merah
Merah
Kuning
Tidak berwarna

3 <pH > 6,7


Kesimpulan pH
3
4,4
6,7
8
4.
D
Warna Indikator
Merah
Kuning
Biru
Merah

3 <pH > 7,6


Kesimpulan pH
3
6,6
7,6
10


D.     Pembahasan
Pada percobaan pertama :
1.      larutan A dimasukan kertas lakmus biru berubah menjadi merah menandakan larutan A bersifat asam.
2.      larutan B dimasukan kertas lakmus merah berubah menjadi biru menandakan larutan B bersifat basa.
3.      larutan C dimasukan kertas lakmus biru berubah menjadi merah menandakan larutan C bersifat asam.
4.      Larutan D tidak menyebabkan perubahan pada kertas lakmus, menandakan larutan tersebut bersifat netral.
Pada percobaan kedua :
Keempat larutan/larutan A,B,C,D ditambahkan 4 macam larutan indikator (metil jingga, metil merah, bromtimol biru, fenolftalein) dengan melihat perubahan warna dan kesimpulan pH dapat diketahui harga pH perkiraan.

E. Kesimpulan
Percobaan dengan menggunakan kertas lakmus hanya dapat diketahui sifat larutan tetapi tidak menunjukan harga pH perkiraan. Sedangkan, pada percobaan dengan 4 macam indikator dapat diketahui sifat keempat larutan disertai dengan harga pH perkiraan sebagai berikut :
-          Larutan A pHnya = 3 <pH> 6,7
-          Larutan B pHnya = 4 <pH >7,6
-          Larutan C pHnya = 3 <pH > 6,7

-          Larutan D pHnya = 3 <pH > 7,6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar