Sabtu, 25 Juni 2016

PENGARUH VOLUME PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PENGARUH VOLUME PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Disusun Oleh :
Cynthia
Felicia Agnes
Tia Rahelsa



XII IPA
SMA IMMANUEL
Tahun Ajaran 2014-2015


BAB I
Pendahuluan

1.1       Latar Belakang        
Jagung (Zea mays) menjadi salah satu pangan yang dianggap penting, dikarenakan beberapa penduduk daerah di Indonesia (misalnya di Nusa Tenggara dan Madura) menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
            Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.
            Gorontalo pernah terjadi kegagalan proyek penanaman jagung pada musim tanam April s/d Juni 2002, hal ini merupakan salah satu contoh besarnya pengaruh air sebagai faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman jagung terutama di musim kemarau yang berkelanjutan. Akibat kekurangan air pada musim kemarau tersebut ratusan ribu hektar tanaman jagung mengalami gagal panen. Namun, dari beberapa jenis varietas jagung hibrida yang ditanam tersebut tidak semuanya mengalami kegagalan total dimana ada satu varietas yang paling tahan terhadap musim panas (keadaan kering) yaitu varietas jagung hibrida BISI-2. Meskipun hasilnya jauh menurun dibandingkan kondisi normal atau potensi hasilnya, namun varietas tersebut masih mampu menghasilkan 2 – 3 ton/ha. Hal ini dikarenakan morfologi jagung BISI–2 yang memiliki perakaran dalam serta di dalamnya mengandung koloid yang mampu mengikat air, sehingga dapat mengurangi resiko kematian tanaman akibat kekurangan air .

1.2       Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui pengaruh volume penyiraman air terhadap          pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) .
- Untuk mengetahui kadar air yang optimal untuk memberikan pertumbuhan yang maksimal pada tanaman jagung (Zea Mays).

1.3       Hipotesis
H= Perbedaan volume penyiraman tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) .
HI  = Perbedaan volume penyiraman sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) .

1.4       Masalah/Rumusan Masalah
1. Apakah pemberian volume penyiraman yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) ?
            2. Berapa volume air yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman jagung?

1.5       Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada pembaca dan petani mengenai volume air yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) .

1.6       Variabel Penelitan
            1. Variabel Bebas   : - Kadar air 100ml
                                              - Kadar air 200ml
                                              - Kadar air 400ml
            2. Variabel Terikat : Pertumbuhan tanaman jagung.









































BAB II
LANDASAN TEORI

                                                                                                 
2.1       Jagung (Zea mays)
Jagung (Zea mays) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama.
Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan serangan hama.
            Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
 Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
            Khasiat jagung antara lain pembangun otot dan tulang, baik untuk otak dan sistem syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah.


2.2       Klasifikasi Pada Tanaman Jagung (Zea mays)
             Kerajaan : Plantae
             Divisio    : Angiospermae
             Kelas       : Monocotyledoneae
             Ordo        : Poales
             Familia    : Poaceae
             Genus      :  Zea
             Spesies    : Zea mays L.


2.3       Kandungan Gizi Jagung:
1. Energi 150,00kal
2. Protein 1,600g
3. Lemak 0,60g
4. Karbohidrat 11,40g
5. Kalsium 2,00mg
6. Fosfor 47,00mg
7. Serat 0,40g
8. Besi 0,30m,g
9. Vit A 30,00 RE
10. Vit B1 0.07mg
11. Vit B2 0,04mg
12. Vit C 3,00mg
13. Niacin 0,60mg.


2.4       Perkecambahan
 Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji (seed)
tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Selama proses pertumbuhan dan
pemasakan biji (seed development and maturation), embryonic axis juga bertumbuh (grows).
Setelah biji masak yaitu mencapai maximum dry weight yang biasanya bersamaan dengan
masaknya buah, biji tersebut memasuki suatu periode waktu selama embryonic axis berhenti
tumbuh. Pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang
terhenti untuk kemudian membentuk bibit(seedling) disebut perkecambahan.
Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah (germinate) umumnya
ditandai dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yang menonjol keluar. Untuk selama beberapa periode tertentu pada umumnya biji dari kebanyakan tanaman menghendaki
beberapa syarat khusus untuk dapat memulai perkecambahan. Biji-biji ini pada umumnya
akan berkecambah segera pada keadaan lingkungan yang hampir bersamaan.
Faktor dalam yang mempengaruhi proses perkecambahan:
A. Tingkat kemasakan benih
B. Ukuran benih
C. Dormansi
D. Penghambat perkecambahan, beberapa factor penghambat yang dikenal :

2.5       Peranan Air
            Air memegang peranan terpenting dalam proses perkecambahan biji. Air adalah faktor yang menentukan didalam kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada berat protoplasma sel hidup terdiri dari air.
Fungsi air dalam perkecambahan :
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji
2. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.
3. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam protoplasma sel-sel embrio dan bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are shed) Semenjak saat ini aktifitas protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai perkecambahan dimulai. Sel-sel hidup tidak bias aktif melaksanakan proses-proses yang normal separti pencernaan(digestion) , pernapasan (respiration), asimilasi (assimilation), dan tumbuh (growth), apabila protoplasma tidak mengandung sejumlah air yang cukup.
4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru.


























BAB III
METODE PENELITIAN


3.1       Lokasi Penelitian
Rumah Cynthia
Perum. Keteguhan Blok D11, Teluk Betung Barat, Bandarlampung

3.2       Alat dan Bahan
            3.2.1 Alat  :
                        1. Cangkir
                        2. Gunting
`                       3. Alat tulis
                        4. Kamera
                        5. Gelas ukur
                        6. Poly Bag
            3.2.2 Bahan :
1. Tanah
2. Biji jagung (Zea Mays ) 
3. Air

3.3       Cara Kerja
1. Menyiapkan tiga buah plastik polibag.
2. Mengisi polibag dengan tanah sampai hampir penuh.
3. Menyiapkan 15 biji jagung dengan ukuran dan kualitas yang sama.
4. Menyiapkan penanda bagi setiap biji jagung yang akan ditanam dengan keterangan,                                                                                      contoh. B1P1 (biji 1 perlakuan 1).
5. Menanam 5 biji jagung didalam setiap polibag dengan jarak kurang lebih 2cm antara biji satu dengan yang lainnya.
6. Menancapkan penanda biji jagung yang sudah ditanam.
7. Menyiramkan air dengan volume 100ml pada polibag 1 , 200ml pada polibag 2 , 400ml pada polibag 3.
8. Mengamati pertumbuhan biji jagung setiap hari dan disiram secara rutin.

3.4       Sampel Sumber Data
             Sampel sumber data yang akan diteliti adalah biji jagung (zea mays).

3.5       Teknik Pengumpulan Data
-Metode studi pustaka, yakin dengan menguji data dari situs yang relevan
-Metode berhubungan, yakni dengan melakukan penelitian atau pengamatan yang    berhubungan dengan topik ini.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

       4.1.1 : Polibag 1. 100ml
Hari ke
Panjang Daun
Daun ke-1 (cm)
Daun ke-2 (cm)
Daun ke-3 (cm)
1
-
-
-
3
1
-
1
5
1
1
2
7
2
3
2

       4.1.1 : Polibag 2. 200ml
Hari ke
Panjang Daun
Daun ke-1 (cm)
Daun ke-2 (cm)
Daun ke-3 (cm)
1
-
-
-
3
-
1
1
5
1
3
2
7
3
4
2

       4.1.1 : Polibag 3. 400ml
Hari ke
Panjang Daun
Daun ke-1 (cm)
Daun ke-2 (cm)
Daun ke-3 (cm)
1
-
-
-
3
-
-
-
5
-
-
-
7
-
-
-

4.2       Pembahasan
Tanaman dengan perlakuan 200 ml menghasilkan daun yang lebih tinggi di bandingkan tanaman dengan perlakuan 100ml. Namun, tanaman dengan perlakuan 400ml tidak tumbuh sama sekali, disebabkan karena kelebihan kadar air.
            Praktikum yang telah dilakukan, menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa tumbuhan dengan pemberian kadar air yang berbeda maka akan menunjukkan pertumbuhan yang berbeda pula. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan data bahwa kadar air yang optimal adalah perlakuan dengan kadar air 200ml, yaitu terlihat dari daya perkecambahan tanaman jagung, warna daun dan tinggi tanaman. Dalam hal ini, data mungkin tidak terlalu valid karena tidak ada data mengenai berat kering dari tanaman tersebut karena berat kering tersebut merupakan parameter yang tepat untuk menentukan bahwa pertumbuhanya optimal atau tidak.





BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan
Dari pratikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
  1. Perbedaan volume air yang disiram berpengaruh terhadap perbedaan pertumbuhan tanaman jagung.
  2. Kadar air yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman jagung adalah perlakuan dengan kadar air 200 ml.
5.2       Saran
Dari pratikum yang telah di lakukan di sarankan bahwa:
1.   Di sarankan bagi pembaca dan para petani jika menanam jagung pergunakan                           kadar  airnya yang secukupnya saja.















DAFTAR PUSTAKA

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar