PENGARUH
VOLUME PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays)
Disusun Oleh :
Cynthia
Felicia Agnes
Tia Rahelsa
XII IPA
SMA IMMANUEL
Tahun Ajaran 2014-2015
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Jagung (Zea mays) menjadi salah satu pangan
yang dianggap penting, dikarenakan beberapa penduduk daerah di Indonesia (misalnya
di Nusa Tenggara dan Madura) menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Kajian
filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays) merupakan keturunan langsung
dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang
berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen
dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte
sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali
Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya
spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini
dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.
Gorontalo
pernah terjadi kegagalan proyek penanaman jagung pada musim tanam April s/d
Juni 2002, hal ini merupakan salah satu contoh besarnya pengaruh air sebagai
faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman jagung terutama di musim kemarau yang
berkelanjutan. Akibat kekurangan air pada musim kemarau tersebut ratusan ribu
hektar tanaman jagung mengalami gagal panen. Namun, dari beberapa jenis
varietas jagung hibrida yang ditanam tersebut tidak semuanya mengalami
kegagalan total dimana ada satu varietas yang paling tahan terhadap musim panas
(keadaan kering) yaitu varietas jagung hibrida BISI-2. Meskipun hasilnya jauh
menurun dibandingkan kondisi normal atau potensi hasilnya, namun varietas
tersebut masih mampu menghasilkan 2 – 3 ton/ha. Hal ini dikarenakan morfologi
jagung BISI–2 yang memiliki perakaran dalam serta di dalamnya mengandung koloid
yang mampu mengikat air, sehingga dapat mengurangi resiko kematian tanaman
akibat kekurangan air .
1.2 Tujuan
Penelitian
- Untuk mengetahui pengaruh volume penyiraman
air terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) .
- Untuk mengetahui kadar air yang optimal
untuk memberikan pertumbuhan yang maksimal pada tanaman jagung (Zea Mays).
1.3 Hipotesis
H0
= Perbedaan volume penyiraman tidak mempengaruhi pertumbuhan
tanaman jagung (Zea Mays) .
HI
= Perbedaan volume penyiraman sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
jagung (Zea Mays) .
1.4 Masalah/Rumusan
Masalah
1. Apakah pemberian volume penyiraman yang
berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) ?
2. Berapa volume air
yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman jagung?
1.5 Manfaat
Penelitian
Memberikan informasi kepada pembaca dan
petani mengenai volume air yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung (Zea
Mays) .
1.6 Variabel
Penelitan
1. Variabel Bebas : - Kadar
air 100ml
- Kadar air 200ml
- Kadar air 400ml
2. Variabel Terikat :
Pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jagung (Zea mays)
Jagung (Zea mays) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan
manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup
memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan
pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi
jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya
tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk
Indonesia.Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng,
tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak.
Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama.
Tanaman jagung mempunyai
kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah lempung berpasir maupun
tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung
antara 24-30 °C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm
air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup
untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi
dari rumput liar dan serangan hama.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung
adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin
dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas
dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk
kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit
air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua
floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Kandungan karbohidrat dapat
mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati
umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian
besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak
berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai
bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa
lebih manis ketika masih muda.
Khasiat jagung antara lain pembangun otot dan tulang, baik untuk otak dan sistem syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah.
Khasiat jagung antara lain pembangun otot dan tulang, baik untuk otak dan sistem syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah.
2.2 Klasifikasi Pada Tanaman Jagung (Zea mays)
Kerajaan : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2.3 Kandungan
Gizi Jagung:
1. Energi 150,00kal
2. Protein 1,600g
3. Lemak 0,60g
4. Karbohidrat 11,40g
5. Kalsium 2,00mg
6. Fosfor 47,00mg
7. Serat 0,40g
8. Besi 0,30m,g
9. Vit A 30,00 RE
10. Vit B1 0.07mg
11. Vit B2 0,04mg
12. Vit C 3,00mg
13. Niacin 0,60mg.
1. Energi 150,00kal
2. Protein 1,600g
3. Lemak 0,60g
4. Karbohidrat 11,40g
5. Kalsium 2,00mg
6. Fosfor 47,00mg
7. Serat 0,40g
8. Besi 0,30m,g
9. Vit A 30,00 RE
10. Vit B1 0.07mg
11. Vit B2 0,04mg
12. Vit C 3,00mg
13. Niacin 0,60mg.
2.4 Perkecambahan
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai
khusus untuk biji (seed)
tetapi
juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Selama proses pertumbuhan dan
pemasakan
biji (seed development and maturation), embryonic axis juga bertumbuh (grows).
Setelah
biji masak yaitu mencapai maximum dry weight yang biasanya bersamaan dengan
masaknya
buah, biji tersebut memasuki suatu periode waktu selama embryonic axis berhenti
tumbuh. Pengaktifan
kembali aktifitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang
terhenti
untuk kemudian membentuk bibit(seedling) disebut perkecambahan.
Secara visual dan morfologis
suatu biji yang berkecambah (germinate) umumnya
ditandai dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule)
yang menonjol keluar. Untuk selama beberapa
periode tertentu pada umumnya biji dari kebanyakan tanaman menghendaki
beberapa syarat khusus untuk dapat memulai
perkecambahan. Biji-biji ini pada umumnya
akan
berkecambah segera pada keadaan lingkungan yang hampir bersamaan.
Faktor dalam yang mempengaruhi
proses perkecambahan:
A. Tingkat kemasakan benih
B. Ukuran benih
C. Dormansi
D. Penghambat perkecambahan, beberapa factor penghambat yang dikenal :
A. Tingkat kemasakan benih
B. Ukuran benih
C. Dormansi
D. Penghambat perkecambahan, beberapa factor penghambat yang dikenal :
2.5 Peranan Air
Air memegang peranan terpenting dalam proses perkecambahan biji. Air adalah faktor yang menentukan didalam kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada berat protoplasma sel hidup terdiri dari air.
Air memegang peranan terpenting dalam proses perkecambahan biji. Air adalah faktor yang menentukan didalam kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada berat protoplasma sel hidup terdiri dari air.
Fungsi air dalam perkecambahan :
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji
2. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.
3. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam protoplasma sel-sel embrio dan bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are shed) Semenjak saat ini aktifitas protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai perkecambahan dimulai. Sel-sel hidup tidak bias aktif melaksanakan proses-proses yang normal separti pencernaan(digestion) , pernapasan (respiration), asimilasi (assimilation), dan tumbuh (growth), apabila protoplasma tidak mengandung sejumlah air yang cukup.
4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru.
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji
2. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.
3. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam protoplasma sel-sel embrio dan bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are shed) Semenjak saat ini aktifitas protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai perkecambahan dimulai. Sel-sel hidup tidak bias aktif melaksanakan proses-proses yang normal separti pencernaan(digestion) , pernapasan (respiration), asimilasi (assimilation), dan tumbuh (growth), apabila protoplasma tidak mengandung sejumlah air yang cukup.
4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi
Penelitian
Rumah Cynthia
Perum. Keteguhan Blok D11, Teluk Betung Barat,
Bandarlampung
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
:
1. Cangkir
2. Gunting
` 3. Alat tulis
4. Kamera
5. Gelas ukur
6. Poly Bag
3.2.2 Bahan :
1. Tanah
2. Biji jagung (Zea Mays )
3. Air
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan tiga buah plastik polibag.
2. Mengisi polibag dengan tanah sampai hampir penuh.
3. Menyiapkan 15 biji jagung dengan ukuran dan kualitas yang sama.
4. Menyiapkan penanda bagi setiap biji jagung yang akan ditanam dengan keterangan, contoh. B1P1 (biji 1 perlakuan 1).
5. Menanam 5 biji jagung didalam setiap polibag dengan jarak kurang lebih 2cm antara biji satu dengan yang lainnya.
6. Menancapkan penanda biji jagung yang sudah ditanam.
7. Menyiramkan air dengan volume 100ml pada polibag 1 , 200ml pada polibag 2 , 400ml pada polibag 3.
1. Menyiapkan tiga buah plastik polibag.
2. Mengisi polibag dengan tanah sampai hampir penuh.
3. Menyiapkan 15 biji jagung dengan ukuran dan kualitas yang sama.
4. Menyiapkan penanda bagi setiap biji jagung yang akan ditanam dengan keterangan, contoh. B1P1 (biji 1 perlakuan 1).
5. Menanam 5 biji jagung didalam setiap polibag dengan jarak kurang lebih 2cm antara biji satu dengan yang lainnya.
6. Menancapkan penanda biji jagung yang sudah ditanam.
7. Menyiramkan air dengan volume 100ml pada polibag 1 , 200ml pada polibag 2 , 400ml pada polibag 3.
8. Mengamati pertumbuhan biji jagung setiap
hari dan disiram secara rutin.
3.4 Sampel
Sumber Data
Sampel sumber data
yang akan diteliti adalah biji jagung (zea mays).
3.5 Teknik
Pengumpulan Data
-Metode studi pustaka, yakin dengan menguji
data dari situs yang relevan
-Metode berhubungan, yakni dengan melakukan
penelitian atau pengamatan yang berhubungan
dengan topik ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 : Polibag 1. 100ml
Hari ke
|
Panjang Daun
|
||
Daun ke-1 (cm)
|
Daun ke-2 (cm)
|
Daun ke-3 (cm)
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
3
|
1
|
-
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
7
|
2
|
3
|
2
|
4.1.1 : Polibag 2. 200ml
Hari ke
|
Panjang Daun
|
||
Daun ke-1 (cm)
|
Daun ke-2 (cm)
|
Daun ke-3 (cm)
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
1
|
1
|
5
|
1
|
3
|
2
|
7
|
3
|
4
|
2
|
4.1.1 : Polibag 3. 400ml
Hari ke
|
Panjang Daun
|
||
Daun ke-1 (cm)
|
Daun ke-2 (cm)
|
Daun ke-3 (cm)
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
7
|
-
|
-
|
-
|
4.2 Pembahasan
Tanaman dengan
perlakuan 200 ml menghasilkan daun yang lebih tinggi di bandingkan tanaman
dengan perlakuan 100ml. Namun, tanaman dengan perlakuan 400ml tidak tumbuh sama
sekali, disebabkan karena kelebihan kadar air.
Praktikum yang telah dilakukan,
menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa tumbuhan dengan pemberian kadar air
yang berbeda maka akan menunjukkan pertumbuhan yang berbeda pula. Dari
praktikum yang telah dilakukan didapatkan data bahwa kadar air yang optimal
adalah perlakuan dengan kadar air 200ml, yaitu terlihat dari daya perkecambahan
tanaman jagung, warna daun dan tinggi tanaman. Dalam hal ini, data mungkin
tidak terlalu valid karena tidak ada data mengenai berat kering dari tanaman
tersebut karena berat kering tersebut merupakan parameter yang tepat untuk
menentukan bahwa pertumbuhanya optimal atau tidak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pratikum yang
telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
- Perbedaan volume air yang disiram berpengaruh
terhadap perbedaan pertumbuhan tanaman jagung.
- Kadar air yang memberikan pertumbuhan optimal
pada tanaman jagung adalah perlakuan dengan kadar air 200 ml.
5.2 Saran
Dari pratikum yang
telah di lakukan di sarankan bahwa:
1. Di sarankan bagi pembaca dan para petani
jika menanam jagung pergunakan kadar airnya yang secukupnya saja.
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/jagung
- Tjionger’s, Menas. 2009. Esensialitas Air bagi
Pertumbuhan dan Produksi Tananam Jagung
- www.tanindo.com/abadi 15/hal
1801.htm
- http://luqmanmaniabgt.blogspot.com
/2011/10/pengaruh-faktor-air-terhadap.htm|
- http://sangmerpaticinta.blogspot.com
/2009/08/pengaruh-pemberian-kadar-air-terhadap.htm|
- Faridah, Siti Nur.2003.Analisis Kebutuhan Air
Tanaman Jagung (Zea mays.1.)
- http://id.wikipedia.org/wiki/perkecambahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar